ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN
TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN
DI KARITA MUSLIM SQUARE YOGYAKARTA
Oleh: Richa
Angkita Mulyawisdawati
Abstrak
Pemasaran Syari’ah adalah sebuah
disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perubahan value dari suatu inisiator
kepada stakeholders-nya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan
akad dan prinsip-prinsip mu’amalah (bisnis) dalam Islam. Demikian juga dengan
kepuasan pelanggan yang mana merupakan suatu konsep dasar dalam pemasaran dan
sebagai keberhasilan organisasi dan suatu bisnis. Hal tersebut dapat diamati
dari berbagai usaha yang dilakukan oleh
perusahaan dalam menitikberatkan usahanya untuk memberikan kepuasan yang tinggi
kepada pelanggannya. Sebagian besar perusahaan mengukur kepuasan pelanggannya
dan berharap jika tingkat kepuasan pelanggan tinggi maka pelanggan akan memilih
perusahaannya sehingga akan menyebabkan loyalitas pelanggan terhadap
perusahaan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengukur pengaruh keempat bauran pemasaran yang terdiri produk, harga,
lokasi/distribusi, dan promosi terhadap kepuasan pelanggan dan kesesuaian
keempat bauran pemasaran tersebut terhadap ajaran Islam. Serta mengukur
pengaruh tingkat kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di Karita
Muslim Square Yogyakata.
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif menggunakan
metode penyebaran kuesioner untuk memperoleh data primer dengan teknik non
probability sampling untuk 100 responden pelanggan Karita Muslim Square
Yogyakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa produk dan harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
Kepuasan Pelanggan, namun lokasi/distribusi berpengaruh secara negatif dan
tidak signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan dengan nilai koefisien regresi
beta sebesar -0.26,
sedangkan promosi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan
dengan nilai signifikansi sebesar 0.467 > α (0.05).
Adapun aspek yang paling kuat pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan adalah
harga, dengan nilai signifikansi alpha (α) sebesar
0,000. Sedangkan hasil regresi sederhana didapatkan hasil bahwa kepuasan
pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
Keempat aspek bauran pemasaran yang ditawarkan oleh Karita Muslim Square telah
mengikuti ajaran Syari’ah Islam karena telah sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan
Al-Hadits.
Kata Kunci
:Aspek produk, aspek harga, aspek lokasi/distribusi, aspek promosi, kepuasan
Pelanggan, loyalitas Pelanggan.
THE INFLUENCE
OF MARKETING MIX ON CUSTOMER’S SATISFACTION AND LOYALTY IN KARITA MUSLIM SQUARE
YOGYAKARTA
By: Richa Angkita Mulyawisdawati
Abstract
Syari’ah
marketing is a business discipline strategies that directs to the process of
supply, demand and value alteration from an initiator to its stakeholders based
on Islamic principles. And also about customer’s satisfaction which is a basic
concept of marketing and success factor for organization in business as well.
It could be viewed from the fact that there are many companies emphasize the
importance of giving their customers high level of satisfaction. Most companies
measure the satisfaction of their customer and hope the customer will loyal in
choosing the company’s product or service, if the customer satisfaction is
high. So that it would cause the customer’s loyalty to the company.
This
research is attempted to measure the influence of marketing mix which are
consist of four aspects product, price, location or distribution and promotion
to the customer’s satisfaction, then their accordance to Islamic Principles and
to measure the influence of customer’s satisfaction to customer’s loyalty in
Karita Muslim Square Yogyakarta.
This
research is an analytic descriptive research in quantitative and qualitative
uses the method of distributing questionnaire in order to gain primary data by
non probability sampling technique for 100 respondents of the customer of
Karita Muslim Square Yogyakarta
The
result of this research shows that product and price significantly influence to
the customer’s satisfaction. But location or distribution gives the negative
influence and doesn’t significantly toward the customer’s by the standardized
coefficient value -0.26,
while promotion gives the positive influence but doesn’t significantly toward
customer’s satisfaction by the significant value 0.467 > α (0.05). Price
is the strongest aspect which gives the influence to customer’s satisfaction by
the significance value 0,000. Meanwhile, from simple regression it was proven
that customer satisfaction positively influence loyalty intentions. Those four
marketing mix which were offered by Karita Muslim Square have been according to
Islamic Principles as have appropriated by Al-Qur’an and Hadits teachings.
Keywords: Product,
Price, Location or distribution, Promotion, Customer’s Satisfaction,
Customer’s Loyalty.
PENDAHULUAN
Dalam pandangan
Islam, perdagangan atau jual beli adalah sebagian dari pekerjaan bisnis dan
mendapat tempat terhormat dalam ajaran agama. Nabi Muhammad SAW pernah ditanya:
“Mata
pencaharian apakah yang paling baik, Ya Rasulullah? Jawab beliau: ialah
seseorang yang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang
bersih (HR. Al Bazzar)”
Namun dalam
berbisnis kebanyakan masyarakat selalu ingin mencari laba besar. Jika hal ini
yang menjadi tujuan usahanya, maka sering sekali mereka menghalalkan berbagai
cara. Sehingga sering terjadi perbuatan negatif yang akhirnya menjadi
kebiasaan. (Alma, 2009).
Tjiptono (1997;
24) mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai : “tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya.
Pendapat lain mengatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan hal yang sangat
penting untuk mencapai keberhasilan dari suatu badan usaha.
Seorang
konsumen dikatakan setia dan loyal apabila menunjukkan perilaku pembelian
secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli
paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu. Dan pada kondisi ini
konsumen tersebut dapat disebut sebagai pelanggan (Griffin, 1995; 30).
Berpenampilan
modis namun tetap syar’i menjadi trend masa kini mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa. Dengan berbusana muslim dan muslimah akan menyelamatkan generasi
umat, bangsa dan agama. Jilbab adalah pakaian yang disyari’atkan oleh Islam,
telah menjadi peraturan Allah SWT bagi wanita muslimah dan mu’minah.
Sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab: 59:
يَا أيُّهَا النَّبِيُّ قُل
لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن
جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ
غَفُوراً رَّحِيماً ﴿٥٩﴾
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri orang-orang mukmin. Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya
ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk
dikenali sehingga mereka tidak diganggu, dan Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
Oleh karenanya,
kelahiran Karita Muslim Square sebagai sebuah toko penyedia produk busana
muslim muda (usia 15 sampai dengan 25 tahun) hadir dengan semangat memenuhi
kebutuhan selera segmen remaja muda akhwat (wanita) dan ikhwan (lelaki). Karita
memprioritaskan menggarap segmen muslim muda. Sebab, di Yogyakarta perusahaan
busana muslim yang mengkonsentrasikan diri pada segmen kaum Muslim muda
belumlah signifikan. Sebagai sebuah perusahaan busana yang juga berkomitmen
mengembangkan syi’ar Islam,
Dalam
memasarkan produk dan layanannya, Karita telah mengupayakan strategi pemasaran
lengkap beserta keempat elemen bauran pemasarannya. Namun, keempat bauran
pemasaran tersebut tampaknya belum memberikan kepuasan yang signifikan terhadap
pelanggan, disebabkan karena lokasi dan cabang outlet yang baru dibuka di
Yogyakarta dan Surabaya saja, sehingga membuat pelanggan yang berada di luar
kota sedikit mengalami kesulitan dalam memperoleh produk yang mereka inginkan
mengingat produk yang ditawarkan sangat menarik minat pembeli.
Berdasarkan
uraian diatas, segmen pasar sasaran telah ditetapkan, maka strategi yang masih
perlu dikembangkan adalah pengembangan bauran pemasarannya. Dengan demikian
penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai tingkat loyalitas
pelanggan berdasarkan kepuasan yang dipengaruhi oleh bauran pemasaran di Karita
Muslim Square sehingga proses pemasaran dapat berjalan seefektif dan seefisien
mungkin serta mampu memberikan kepuasan yang optimal kepada pelanggan yang
kemudian dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.
TINJAUAN PUSTAKA
Astrid Kusumowidagdo
(2006) dalam penelitiannya mengenai Store Atmosphere
sebagai taktik implementasi strategi
bauran pemasaran retail pada tahap-tahap situasi dalam perilaku belanja
konsumen, menyimpulkan bahwa Store Atmosphere memiliki peranan penting dalam
menciptakan situasi toko dan merupakan media yang efektif sebagai taktik dalam
tiap situasi perilaku pembelian dimana dalam pemasaran produknya terdapat
strategi bauran pemasaran.
Khan dan Louie (1990)
meneliti tentang efek dari promosi harga dalam penjualan. Peneliti menemukan
konsep bahwa promosi di dalam toko mempengaruhi pangsa pasar setelah promosi
dilakukan yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara
memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan. Dengan demikian,
adanya promosi harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara
mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa.
Konsep
Pemasaran
Pemasaran
adalah satu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan ingin dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan
nilai dengan individu dan kelompok lainnya. (Kotler, 2005; 15). Sedangkan
pemasaran syari’ah menurut Kartajaya dan Sula (2006) adalah sebuah disiplin
bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam
keseluruhannya prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip mu’amalah
(bisnis) dalam Islam dan tidak mengandung unsur riba, kezaliman, spekulasi,
ketidakjelasan dan penipuan (gharar, dan tadlis), judi (maisir),
materi yang diharamkan, riswah (sogok), maksiat. Memenuhi unsur
amanah, kualitas, professional, inovatif, estetika, fair dan akhlaqul
karimah, serta transaksinya harus dilakukan sesuai akad yang diperbolehkan
dalam Islam, Tjahjono (2009).
Bauran
Pemasaran (Marketing Mix)
Salah
satu startegi pemasaran yang sangat berperan dalam mewujudkan tujuan dari badan
usaha adalah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran
sendiri merupakan kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan
inti dari sistem pemasaran badan usaha dan yang dapat digunakan badan usaha
untuk menjangkau konsumen yang merupakan sasaran pasarnya.
Kotler
(1991, 68) mengemukakan bahwa:
“Marketing
mix is the set of marketing tools that firm uses to persue its marketing
objectives in the target market”
Pengertian
tersebut diatas berarti bahwa bauran pemasaran adalah suatu bagian dari alat
pemasaran dimana digunakan pada suatu badan usaha untuk mengejar tingkat
penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran dan dapat memuaskan keinginan
konsumen.
Produk
Dalam
perspektif syari’ah, untuk komponen tawaran (offers) yaitu produk didasari
dengan nilai kejujuran dan keadilan; sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah.
Kualitas produk yang diberikan harus sesuai dengan yang ditawarkan. Jadi sangat
dilarang bagi perusahaan menyembunyikan kecacatan dari produk-produk yang
mereka tawarkan (Kartajaya dan Sula, 2006)
Harga
Basu Swastha, (1999) mengemukakan bahwa di dalam
pemasaran syari’ah, dimana harga sebagai komponen tawaran (offer), dalam
menentukan harga perusahaan haruslah mengutamakan nilai keadilan. Jika kualitas
produknya bagus, harganya tentu bisa tinggi. Sebaliknya, jika seseorang telah
mengetahui keburukan yang ada di balik produk yang ditawarkan, harganya pun
harus sesuai disesuaikan dengan kondisi produk tersebut.
Lokasi/Distribusi
Sebagaimana
telah dijelaskan oleh Kartajaya dan Sula (2006), dimana distribusi/lokasi
merupakan komponen akses (access) sangat berpengaruh terhadap bagaimana
usaha dari perusahaan dalam menjual produk dan harganya. Maka dalam menentukan
lokasi atau saluran distribusi, perusahaan harus mengutamakan tempat-tempat
yang sesuai dengan target pasar sehingga dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
Pada
masa Rosulullah SAW telah ada kecenderungan orang-orang untuk memotong jalur
distribusi. Hal ini tidak luput dari perhatian beliau SAW. Nabi Muhammad SAW
melarang menyongsong (mencegat) pedagang (sebelum tiba di pasar), dan melarang
orang kota membeli dagangan orang desa. Inti dari pelarangan tersebut adalah
untuk menghindarkan adanya tengkulak (perantara),(Gunara, Sudibyo, 2007).
Promosi
Pada dasarnya kesesuaian antara promosi dengan praktik
pemasaran yang dilakukan merupakan inti dari pemasaran syariah. Sebagaimana
Islam mengajarkan kepada para pengusaha bahwa dalam memasarkan produk dan jasa
tidak melebih-lebihkan dengan maksud untuk memikat para pembeli. Nabi Muhammad
SAW dengan tegas menyatakan bahwa seorang penjual harus menjauhkan diri dari
sumpah-sumpah yang berlebihan dalam menjual suatu barang. Beliau pun tidak
pernah melakukan sumpah untuk melariskan dagangannya. Beliau Rasulullah SAW
bersabda:
“Sumpah
yang diucapkan untuk melariskan perniagaan, dapat merusak keuntungan.” (HR.
Muslim, dari Abu Hurairah Ra).
Kepuasan
Pelanggan
Oliver
(1997) juga mendefinisikan bahwa:
Kepuasan
adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhannya. Hal ini berarti
penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari suatu barang atau jasa ataupun
barang/jasa itu sendiri, memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan
pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan di bawah harapan atau
pemenuhan kebutuhan melebihi harapan pelanggan.
Loyalitas
Pelanggan
Konsep
loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku (behavior) daripada
dengan sikap. Loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi waktu tertentu dan
mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali
(Griffin, 2005).
Loyalitas
konsumen secara umum diartikan sebagai kesetiaan seseorang atas suatu produk,
baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas pelanggan merupakan manifestasi dan
kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas maupun jasa
pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan, serta untuk tetap menjadi
konsumen perusahaan tersebut (Th. Widyaratna, 2001 dalam Sihono, 2003).
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Toko Busana Muslim Karita Muslim
Square, Jalan Simanjuntak No 73 Yogyakarta yang berdekatan dengan Universitas
Gadjah Mada dan juga Mirota Kampus. Pengumpulan data dilakukan dalam rentang
waktu bulan Juni sampai Juli 2011, hari senin sampai minggu.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah (1) Observasi,
(2) interviu, (3) Kuesioner, dan (4) Dokumenter. Cara penentuan Sampel dan
Populasi pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode nonprobabilitas.
Yaitu non probability sampling dengan metode convenience sampling.
Populasi penelitian terdiri dari konsumen atau pelanggan yang
berkunjung ke Karita Muslim Square Yogyakarta. Penelitian terbatas pada
konsumen maupun pelanggan yang datang berkunjung ke Karita Muslim Square pada
saat data dikumpulkan yang berjumlah sebanyak 100 orang.
Pengolahan data merupakah salah satu rangkain kegiatan penelitian
setelah pengumpulan data. Pengolahan data penelitian yang sudah diperoleh
dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga
dapat dianalisa, dibaca dan dapat di tafsirkan. Tahapan pengolahan data dalam
penelitian ini adalah (1) Pemeriksaan Data, (2) Pemberian Tanda Kode, dan (3)
Tabulasi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis
deskriptif, analisis kuantitatif atau statistika, dan analisis kualitatif.
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden,
dan deskriptif terhadap variabel penelitian. Analisis statistika digunakan
untuk melakukan pengujian hipotesis mengenai pengaruh bauran pemasaran terhadap
kepuasan pelanggan yaitu menggunakan analisis regresi linier berganda.
Sedangkan untuk melakukan pengujian hipotesis mengenai pengaruh kepuasan
pelanggan terhadap loyalitas pelanggan menggunakan analisis regresi sederhana. Serta
Untuk
menganalisis mengenai kesesuaian antara bauran pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, lokasi dan promosi terhadap syari’ah Islam, penulis menggunakan
Firman Allah (ayat-ayat) yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad
SAW sebagai alat analisis.
Pengujian
Hipotesis
a.
Uji F
Menurut Algifari (2009) pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh
yang sama terhadap variabel dependen. Pengujian yang dilakukan adalah dengan
menggunakan uji distribusi F. Yaitu dengan membandingkan antara nilai kritis F
(Ftabel) dengan nilai Fhitung (Rasio F) yang terdapat
pada tabel analysis of variance (ANOVA) dari hasil perhitungan.
b. Uji t
Menurut Kuncoro (2007) uji statistik t
pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara
individual dalam menerangkan variabel terikat.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Algifari (2009) koefisien
determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien
determinasi menunjukkan persentasi variasi nilai variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.
Uji Asumsi Klasik
Algifari (2009) menyatakan bahwa model
regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least
Squares/OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear
tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator/BLUE). Ada
beberapa asumsi yang akan dibahas meliputi (1) uji asumsi berkaitan dengan
adanya hubungan antara variabel independen di dalam regresi berganda
(multikolinieritas); (2) uji adanya varian residual yang tidak konstan
(heteroskedastisitas); dan (3) uji normalitas dengan
menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis.
Uji Multikolinearitas
Pengujian
terhadap adanya multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan uji VIF (Variance Inflantion Factor). Adapun kriterianya adalah, jika suatu variabel bebas memiliki nilai
VIF<10 maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tersebut tidak mengalami
multikolinearitas dengan variabel bebas yang lain (Gujarati, 2010).
Nilai
VIF untuk masing-masing variabel bebas disajikan dalam Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1
VIF masing-masing Variabel Bebas
Variabel
Bebas
|
VIF
|
Keterangan
|
Produk
|
1,508
|
Tidak terjadi multikolinearitas
|
Harga
|
1,362
|
Tidak terjadi multikolinearitas
|
Lokasi
|
1,308
|
Tidak terjadi multikolinearitas
|
Promosi
|
1,196
|
Tidak terjadi multikolinearitas
|
Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan nilai VIF yang disajikan dalam Tabel 1 di
atas tampak bahwa masing-masing variabel bebas memiliki VIF<10, sehingga
dapat dipastikan bahwa masing-masing variabel bebas tersebut tidak terjadi
multikolinearitas.
Uji
Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Pada penelitian ini
digunakan uji Glejser untuk mendektesi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser
adalah sebagai berikut.
Tabel
2
Uji
Heteroskedastisitas
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
T
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
0.819
|
0.326
|
|
2.511
|
0.014
|
Produk
|
0.006
|
0.019
|
0.041
|
0.334
|
0.739
|
|
Harga
|
-0.046
|
0.021
|
-0.248
|
-2.129
|
0.036
|
|
Lokasi
|
-0.007
|
0.026
|
-0.031
|
-0.274
|
0.785
|
|
Promosi
|
0.002
|
0.031
|
0.008
|
0.072
|
0.943
|
|
Dependent
Variable: abresid
|
|
|
|
Sumber: Data Primer (diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa ketiga variabel independen bebas dari masalah Heteroskedastisitas kecuali
pada variabel harga mengalami heteroskedastisitas karena nilai signifikansinya
lebih kecil 0,05 yaitu 0,036. Sedangkan nilai signifikansi ketiga variabel
independen lainnya (produk, lokasi dan promosi) lebih besar dari nilai
signifikansi 0,05.
Uji
Normalitas
Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau
tidak dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness
adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness sedangkan rasio
kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard error kutorsis. Sebagai
pedoman, apabila rasio kurtosis dan skewness berada diantara -2 hingga +2, maka
distribusi data adalah normal (Santoso, 2000). Maka nilai rasio kurtosis dan
skewness dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3
Hasil Uji
Normalitas
|
|||||
|
Skewness
|
Kurtosis
|
|||
|
Statistic
|
Std. Error
|
Statistic
|
Std. Error
|
|
Unstandardized
Residual
|
0.030
|
0.241
|
1.042
|
0.478
|
|
Valid
N (listwise)
|
|
|
|
|
Dari tabel 3 tersebut dapat diketahui bahwa
rasio skewness sebesar 0.030 / 0.241 = 0.124 sedangkan rasio kurtosis sebesar
1.042 / 0.478 = 2,1. Karena rasio skewness dan rasio kurtosis berada diantara
-2 hingga +2, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.
PEMBAHASAN
DAN ANALISIS DATA
1.
Pengaruh
Produk, Harga, Lokasi dan Promosi terhadap Kepuasan Pelanggan
Hasil
analisis regresi linier berganda yang menyatakan pengaruh dari Bauran pemasaran
(produk, harga, lokasi dan promosi) terhadap Kepuasan Pelanggan disajikan dalam
Tabel 4 berikut.
Tabel 4
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap
Kepuasan Pelanggan
Variabel Bebas
|
Standardized Coefficient (b)
|
t
|
sig
|
Konstanta C
|
-
|
1.779
|
0.078
|
Produk (X1)
|
0.236
|
2.406
|
0.018
|
Harga (X2)
|
0.465
|
4.993
|
0.000
|
Lokasi (X3)
|
-0.26
|
-0.289
|
0.773
|
Promosi (X4)
|
0.064
|
0.730
|
0.467
|
Variabel terikat : Kepuasan
Pelanggan (Y)
R - squared : 0.394
![]()
F hitung : 15,428 ; sig = 0.000 ;
Durbin-Watson = 1.494
N : 100
|
Sumber : Data Primer (diolah)
Dari hasil uji F
menunjukkan F hitung sebesar 15,428 dan F tabel sebesar 2,47 pada a
= 0,05. Besarnya
yang dihasilkan menunjukkan nilai sebesar
0,394 atau 39,4 persen dan oleh karena F hitung masih lebih besar dari pada F
tabel, maka model tersebut menghasilkan uji F yang menjelaskan bahwa model
signifikan secara statistik pada a = 0,05,
didukung oleh nilai signifikansi F hitung sebesar 0,000, sehingga dapat
disimpulkan bahwa variasi pada variabel dependen yaitu kepuasan pelanggan
sebesar 36,8% dijelaskan oleh variasi independen dan sisanya sebesar 63,2%
tidak dijelaskan pada model.

Berdasarkan
hasil koefisien regresi diatas, estimasi model empirik diperoleh hasil sebagai
berikut:





Pengujian
Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil regresi linier berganda
yang disajikan dalam tabel 4 produk (
) memiliki koefisien regresi baku
= 0.236 dengan p = 0.018. Karena p=0.018 < α (0.05) maka
diterima dan
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan. Artinya, jika
persepsi pelanggan terhadap produk semakin baik maka kepuasannya juga semakin
tinggi, atau sebaliknya, jika persepsi pelanggan terhadap produk semakin tidak
baik maka kepuasannya semakin rendah.




Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil regresi linier berganda
yang disajikan dalam tabel 5.13 harga (
) memiliki koefisien regresi baku
= 0.465 dengan p = 0.000. Karena p=0.000 < α (0.05) maka
diterima dan
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Pelanggan. Artinya, jika persepsi pelanggan terhadap harga semakin baik maka kepuasannya juga semakin tinggi,
atau sebaliknya, jika persepsi pelanggan terhadap harga semakin tidak baik maka kepuasannya semakin rendah.




Pengujian
Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil regresi linier berganda yang
disajikan dalam tabel 5.13 harga (
) memiliki koefisien regresi baku
= -0.26
dengan p = 0.773. Karena p=0.773 > α (0.05) maka
ditolak dan
diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Lokasi/distribusi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan. Artinya
bahwa 1 satuan deviasi standar dalam perubahan lokasi/distribusi diharapkan
mengakibatkan perubahan deviasi standar -0.26 dalam kepuasan pelanggan.




Pengujian Hipotesis Keempat
Berdasarkan
hasil regresi linier berganda yang disajikan dalam tabel 5.13 harga (
) memiliki koefisien regresi baku
= 0.064
dengan p = 0.467. Karena p=0.467> α (0.05) maka
ditolak dan
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, promosi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kepuasan
Pelanggan. Hal ini berarti bahwa peningkatan kepuasan pelanggan akan diikuti
dengan peningkatan promosi dan sebaliknya penurunan kepuasan pelanggan akan
diikuti dengan penurunan promosi.




2.
Pengaruh
Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas
Pelanggan
Hasil
analisis regresi linier sederhana yang menyatakan pengaruh dari Kepuasan
Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan disajikan dalam Tabel 5 berikut:
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Linier
Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap
Loyalitas Pelanggan
Variabel Bebas
|
Standardized Coefficient (b)
|
t
|
Sig
|
Konstanta C
|
-
|
4.014
|
0.000
|
Kepuasan Pealanggan (X1)
|
0.400
|
4.318
|
0.000
|
Variabel terikat : Loyalitas
Pelanggan (Y)
R –squared : 0.151
![]()
F :18,646 ; sig = 0.000
; Durbin-Watson = 2,161
N : 100
|
Sumber : Data
Primer (diolah)
Model regresi yang
disajikan dalam Tabel 5 memiliki
statistik F = 18,646 dengan p = 0.000. Karena p (0.000) <a
(0.05) nilai statistik F tersebut signifikan, yang berarti Kepuasan Pelanggan
berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan.
Nilai koefisien
determinasi disesuaikan (
adj)= 0.160 atau 16.0%. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa, tinggi rendahnya Loyalitas Pelanggan 16.0% disebabkan
oleh perubahan yang terjadi pada Kepuasan Pelanggan, sedangkan sisanya 84%
disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak tercakup dalam model regresi
tersebut.

Berdasarkan hasil koefisien regresi
diatas, estimasi model empirik diperoleh hasil sebagai berikut:


Pengujian Hipotesis Kelima
Berdasarkan hasil
analisis regresi linier sederhana yang disajikan dalam Tabel 2. Kepuasan Pelanggan
(X) memiliki koefisien regresi baku β =
0.400 dengan p = 0.000. Karena p = 0.000 < α (0.05) maka
diterima dan
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, Kepuasan Pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas
Pelanggan. Artinya, jika kepuasan pelanggan semakin tinggi maka loyalitasnya
akan semakin tinggi juga, atau sebaliknya, jika kepuasan pelanggan semakin
rendah maka loyalitasnya cenderung akan semakin rendah.


3. Kesesuaian Keempat Bauran Pemasaran terhadap Syari’ah
Islam
Untuk
menganalisis mengenai kesesuaian antara bauran pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, lokasi dan promosi terhadap syari’ah Islam, penulis menggunakan
Firman Allah (ayat-ayat) yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad
SAW sebagai alat analisis.
Pengujian
Hipotesis Keenam
Ditinjau
dari perspektif Islam, produk yang ditawarkan oleh Karita Muslim Square
Yogyakarta telah sesuai dengan syarat marketing Syari’ah, mengingat produk yang
ditawarkan adalah produk-produk baik busana Muslim-Muslimah yang keseluruhannya
didesain untuk menutup aurat maupun segala peralatan untuk beribadah lengkap
dengan aksesorisnya dapat menjadikan para pelanggan akan terlihat indah dalam
berbusana. Sebab dalam sebuah hadist disebutkan bahwasanya sesungguhnya Allah
itu menyukai keindahan. Adapun produk busana muslim dan muslimah tampak sesuai
dengan syari’ah dimana model yang disajikan tidak ketat membentuk tubuh dengan
bahan kain yang tidak terlalu tipis namun masih terkesan modis dan elegan.
Sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an Surat
Al-Ahzab: 59.
يَا
أيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا
يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً ﴿٥٩﴾
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin. Hendaklah mereka menutupkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar mereka lebih mudah
untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu, dan Allah SWT Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”.
Pengujian
Hipotesis Ketujuh
Untuk menguji hipotesis ini penulis menggunakan dalil dari
Al-Qur’an dan Al-Hadits yang dilakukan dengan observasi secara langsung pada
obyek penelitian yaitu Karita Muslim Square Yogyakarta.
Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90:
إِنَّ
اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
﴿٩٠﴾
“Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”
Adapun analisis syari’ah mengenai
kelayakan mengambil keuntungan di Karita Muslim Square Yogyakarta tidak dapat
dilaksanakan karena penulis tidak dapat memperoleh data akan hal tersebut.
Sebab segala hal yang berkaitan dengan harga merupakan rahasia perusahaan yang
hanya dapat diberitahukan kepada pihak-pihak tertentu. Untuk mengetahui
sebagian besar pendapat konsumen mengenai keterjangkauan harga, kesesuaian
harga dengan kualitas barang, dan kepuasan konsumen atas harga, penulis
menggunakan rata-rata (mean) dari keseluruhan pendapat konsumen untuk
menganalisisnya.
Berdasarkan atas perolehan
rata-rata (mean) jawaban dari responden berdasarkan skala likert
didapatkan bahwa rata-rata menunjukkan point lebih dari 3 dimana point
tersebut mendekati point 5 yang berarti
bahwa konsumen merasa puas terhadap harga yang ditawarkan oleh pihak Karita
Muslim Square karena harga yang disajikan sesuai dengan kualitas barang dan
dapat dijangkau oleh berbagai segmen.
Dengan demikian, dapat penulis
simpulkan bahwa harga yang ditawarkan oleh Karita Muslim Square telah sesuai
dengan Syari’ah Islam karena harga pada barang yang ditawarkan sesuai dengan
kualitas dan dapat dijangkau oleh berbagai segmen.
Pengujian Hipotesis Kedelapan
Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, Karita Muslim Square Yogyakarta
telah melakukan pendistribusian melalui lokasinya yang strategis berada di
tengah kota berdekatan dengan universitas terkemuka Yogyakarta yang mudah
dijangkau yaitu di jalan raya C. Simanjuntak. Terdapat area parkir untuk
kendaraan bermotor maupun mobil yang cukup luas sehingga tidak mengganggu para
pengguna jalan raya lainnya.
Pada masa Rosulullah SAW telah ada
kecenderungan orang-orang untuk memotong jalur distribusi. Hal ini tidak luput
dari perhatian beliau SAW. Nabi Muhammad SAW melarang menyongsong (mencegat)
pedagang (sebelum tiba di pasar), dan melarang orang kota membeli dagangan
orang desa. Inti dari pelarangan tersebut adalah untuk menghindarkan adanya
tengkulak (perantara). Beliau SAW bersabda:
“Tidak boleh orang kota menjadi
perantara niaga bagi orang desa. Biarkanlah orang memperoleh rezeki Allah satu
sama lainnya” (HR. Muslim dari Jabir Ra).
Sejauh ini
penulis melihat bahwa nampaknya lokasi dan proses distribusi
Karita Muslim Square telah
sesuai dengan syari’ah Islam, dimana baik lokasi dan proses distribusinya tidak
mengganggu dan merugikan orang lain.
Pengujian
Hipotesis Kesembilan
Setelah melakukan observasi, sejauh ini peneliti
melihat bahwa Karita Muslim Square telah melakukan promosinya
secara intensif dengan berbagai usaha untuk mengenalkan dan mempertunjukkan
produk-produk yang ditawarkan baik melalui audio maupun visual. Adapun dalam
mempromosikan produk-produknya pihak Karita Muslim Square tidak terlalu
melebih-lebihkan produknya namun tetap konsekuen sesuai dengan kenyataan yang
ada.
Sebagaimana Rosulullah SAW dalam
menjual pun tidak pernah melebih-lebihkan produk dengan maksud untuk memikat
pembeli. Nabi Muhammad SAW dengan tegas menyatakan bahwa seorang penjual harus
menjauhkan diri dari sumpah-sumpah yang berlebihan dalam menjual suatu barang.
Beliau Nabi Muhammad SAW pun tidak pernah melakukan sumpah untuk melariskan
dagangannya (Gunara, Sudibyo, 2007).
Nabi
Muhammad SAW bersabda:
“Sumpah
yang diucapkan untuk melariskan perniagaan, dapat merusak keuntungan”. (HR.
Muslim dari Abu Huraira Ra).
Hadits
tersebut menjelaskan bahwa sumpah yang berlebihan dalam promosi telah sejak
dulu dianjurkan untuk dijauhi karena sumpah yang berlebihan yang dilakukan
hanya untuk mendapatkan penjualan yang lebih, tidak akan menumbuhkan
kepercayaan (trust) pelanggan.
Berdasarkan
paparan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Karita Muslim Square telah
melakukan promosi sesuai dengan Syari’ah Islam sebab dalam mempromosikan
produknya Karita Muslim Square tidak melakukan kebohongan maupun mempromosikan
barang secara berlebih-lebihan namun sesuai dengan kenyataan yang ada.
KESIMPULAN
1.
Produk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan. Dilihat dari koefisien regresi, dapat diartikan
jika persepsi pelanggan terhadap kualitas produk semakin baik maka kepuasannya
juga semakin tinggi, atau sebaliknya jika persepsi pelanggan terhadap kualitas
produk semakin tidak baik maka kepuasan semakin rendah.
2.
Harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Dilihat dari koefisien regresi, dapat
diartikan jika persepsi pelanggan terhadap harga semakin naik maka kepuasannya
juga semakin tinggi, atau sebaliknya jika persepsi pelanggan terhadap harga
turun maka kepuasan semakin rendah. Artinya bahwa terdapat korelasi antara
harga dengan kualitas produk atau prestise
misalnya
apabila harga naik maka konsumen berpersepsi bahwa kualitas, bahan atau mode
produk tersebut semakin bagus, demikian pula apabila harga semakin tinggi maka
tingkat kebanggaan prestise konsumen akan semakin tinggi. Harga merupakan suatu variabel yang
paling berpengaruh dibandingkan variabel-variabel yang lain seperti produk,
lokasi/distribusi, dan promosi, ini dapat dilihat dari koefisien beta yang
mempunyai koefisien beta paling besar yaitu 0.465,
kemudian kedua dipengaruhi oleh produk dimana ditemui besaran koefisien beta
sebesar 0.236.
3.
Lokasi/distribusi
berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Sehingga hasil perhitungan mengenai pengaruh antara lokasi/distribusi terhadap
kepuasan pelanggan tersebut tidak dapat disimpulkan.
4.
Promosi
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Dimana
didapatkan hasil koefisien regresi sebesar 0.064. Hal ini berarti bahwa
peningkatan kepuasan pelanggan akan diikuti dengan peningkatan promosi dan
sebaliknya penurunan kepuasan pelanggan akan diikuti dengan penurunan promosi.
5.
Kepuasan
Pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan.
Dimana didapatkan hasil koefisien regresi sebesar 0.400. Hal ini berarti bahwa
jika kepuasan pelanggan semakin tinggi maka loyalitasnya akan semakin tinggi
juga, atau sebaliknya, jika kepuasan pelanggan semakin rendah maka loyalitasnya
cenderung akan semakin rendah.
6.
Produk
yang ditawarkan oleh Karita Muslim Square telah mengikuti ajaran Syari’ah
karena telah sesuai dengan ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadits. Dimana produk yang ditawarkan secara keseluruhan memenuhi ketentuan
syari’ah, diantaranya ukuran produk yang lebar menutup aurat, bahan yang
digunakan tidak tipis dan model produk
yang wajar tidak membentuk tubuh.
7.
Harga
yang ditawarkan oleh Karita Muslim Square telah mengikuti ajaran Syari’ah
karena telah sesuai dengan ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Dimana Karita Muslim Square tidak melakukan penipuan dalam menetapkan harga
sebab harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk dan dapat dijangkau
oleh berbagai segmen.
8.
Lokasi/Distribusi
Karita Muslim Square telah mengikuti ajaran Syari’ah karena telah sesuai dengan
ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dimana Karita Muslim
Square telah melakukan pendistribusian melalui lokasinya yang strategis dan
mudah dijangkau, serta dengan adanya area parkir yang luas maka tidak mengganggu
para pedagang dan pengguna jalan raya lainnya dalam beraktifitas.
9.
Promosi
yang dilakukan oleh Karita Muslim Square telah mengikuti ajaran Syari’ah karena
telah sesuai dengan ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Dimana Karita tidak melakukan sumpah atau promosi yang berlebih-lebihan,
artinya segala hal yang dipromosikan oleh Karita adalah sesuai dengan produk
dan jasa yang ada.
SARAN
Berdasarkan
kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menyampaikan
saran yang patut diperhatikan oleh pihak Karita Muslim Square Yogyakarta dalam
meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan dengan meningkatkan promosi akan
potongan-potongan harga sehingga akan meningkatkan ketertarikan pelanggan untuk
berbelanja dengan demikian akan menimbulkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Agar memperlancar lalu lintas di depan toko sebaiknya Karita Muslim Square
memperluas area parkir khususnya untuk kendaraan bermotor mengingat banyaknya
pelanggan yang mengendarai sepeda motor, dan meningkatkan ketertiban dalam
memarkir mobil agar tidak terkesan memenuhi jalan di depan toko sehingga tidak
mengganggu pengguna jalan lainnya.
Untuk
menjaga loyalitas, pihak Karita Muslim Square juga perlu memperbanyak lagi
koleksi produk muslim dan muslimah yang variatif namun tetap sesuai dengan
syari’ah Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Ghozali, Imam, 2006, “Analisis Multivariate Lanjutandengan Program SPSS”,
Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Griffin,
R.W. 1995, “Management”, Boston, Houghton M.C
Gunara, T dan Sudibyo,UH. 2007.”Marketing Muhammad”, Bandung: Madani Prima.
Kahn,
E and Louie, A. 1990. “Effect of Retraction of Price Promotion on Brand Choice
Behavior for Variety-Seeking and Last-Purchase-Loyal Consumers”. Journal of
Marketing Research. August pp. 279-289.
Kartajaya, H dan Sula, SM. 2006. “Syari’ah Marketing”. Bandung:
Mizan Pustaka.
Kotler,
P. 1997. “Manajemen Pemasaran”, Jakarta: PT. Prenhallindo.
----------. 2005, “Manajemen Pemasaran;
Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian. Jilid I. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa Ancella Anitawati Hermawan”.
Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro, M. 2003. “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”. Jakarta: Erlangga.
Santoso,
Singgih. 2002. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametik”. Jakarta: PT. Gramedia
Swastha,Basu.
1999.“Saluran Pemasaran”.
Yogyakarta: BPFE
-------------------
2000. “Azas-Azas Marketing”, Yogyakarta: Liberty.
Tjahjono,
G. 2009.”Sharing Megazine”, Edisi 30 Thn III Juni 2009, Jakarta.
Tjiptono,
F. 1997. “Strategi Pemasaran”, Yogyakarta: Andi.
--------------
and Chandra, G. 2005. “Service, Quality and Satisfaction”. Yogyakarta: Andi
-------------
2002, “Strategi Pemasaran”, Yogyakarta: Andi Offset.
Oliver,
R.L. 1997. “Satisfaction: A Behavioral Perspective on The Consumer, New York:
The McGraw Hill Companies, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar